BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi dalam
bidang komunikasi dan transportasi telah membawa dampak yang positif dalam
hubungan antar bangsa khususnya dalam hubungan ekonomi international.
Perkembangan lain yang telah memperpendek jarak ini adalah perombakan dan
pembaharuan dalam sektor transportasi. Kontainerisasi dalam bidang angkutan
laut telah merombak strategi dan struktur armada angkutan kapal-kapal
tradisional. Begitu pula kemajuan dalam dunia penerbangan, kereta api dan jalan
raya telah mendorong mobilitas barang dan penumpang dari satu negara ke negara
lain diseluruh dunia. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam
bidang informasi dan trasnportasi telah mempermudah hubungan antar bangsa baik
yang menyangkut bidang sosial budaya mauoun bidang ekonomi internasional.
Dalam melaksanakan ekspor, para eksportir tidak mengerjakan sendiri seluruh tugas yang menjadi kewajibannya. Sebagian dari tugas itu, lazim diserahkan pada badan usaha lain. Salah satu diantaranya adalah usaha jasa transportasi atau Freight Forwarder, yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang (Consignor/Shiper/Exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang (Consignee/Receiver/Importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengirim barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.
Dalam perusahaan Freight forwarding ada bagian/divisi logistik terutama logistik transportasi, yang bertugas sebagai armada dalam pengangkutan barang baik itu barang eksport maupun barang impor. Perusahaan freight forwarding biasanya memiliki sendiri armada angkutannya, namun tidak menutup kemungkinan bila perusahaan tersebut menyewa atau menyerahkan semua urusan transportasi kepada pihak ketiga (di-outsource). Faktor tersebut ditentukan oleh tingkat layanan dan biaya dari kedua pilihan.
Bagian/divisi logistik transportasi bertanggung jawab langsung atas tersedianya dan terjaminnya kendaraan yang akan digunakan sebagai sarana pengankut bagi eksportir untuk memperlancar barang ekspor yang akan dikirim. Tersedianya armada angkutan tersebut diusahakan harus sesuai dengan kebutuhan/permintaan eksportir dan harus siap dipabrik/gudang eksportir pada saat stuffing dalam waktu yang ditentukan. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memberikan kepuasaan terhadap konsumen /eksporter /importer.
Dalam pelaksanaannya, banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi jalannya kegiatan operasional logistik transportasi baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak positif terhadap jalannya perusahaan tetepi juga dapat berdampak negative.
Dalam melaksanakan ekspor, para eksportir tidak mengerjakan sendiri seluruh tugas yang menjadi kewajibannya. Sebagian dari tugas itu, lazim diserahkan pada badan usaha lain. Salah satu diantaranya adalah usaha jasa transportasi atau Freight Forwarder, yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang (Consignor/Shiper/Exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang (Consignee/Receiver/Importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengirim barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.
Dalam perusahaan Freight forwarding ada bagian/divisi logistik terutama logistik transportasi, yang bertugas sebagai armada dalam pengangkutan barang baik itu barang eksport maupun barang impor. Perusahaan freight forwarding biasanya memiliki sendiri armada angkutannya, namun tidak menutup kemungkinan bila perusahaan tersebut menyewa atau menyerahkan semua urusan transportasi kepada pihak ketiga (di-outsource). Faktor tersebut ditentukan oleh tingkat layanan dan biaya dari kedua pilihan.
Bagian/divisi logistik transportasi bertanggung jawab langsung atas tersedianya dan terjaminnya kendaraan yang akan digunakan sebagai sarana pengankut bagi eksportir untuk memperlancar barang ekspor yang akan dikirim. Tersedianya armada angkutan tersebut diusahakan harus sesuai dengan kebutuhan/permintaan eksportir dan harus siap dipabrik/gudang eksportir pada saat stuffing dalam waktu yang ditentukan. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memberikan kepuasaan terhadap konsumen /eksporter /importer.
Dalam pelaksanaannya, banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi jalannya kegiatan operasional logistik transportasi baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak positif terhadap jalannya perusahaan tetepi juga dapat berdampak negative.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Identifikasi Masalah
Dengan semakin meningkatnya arus perdagangan internasional, harus diimbangi dengan peran transportasi yang memadai untuk memperlancar arus barang yang akan diekspor. Selanjutnya identifikasi masalah dalam penulisan ini adalah:
a. Apa itu Logistik?
b. Apa itu Transportasi?
c. Peran logistic
Dengan semakin meningkatnya arus perdagangan internasional, harus diimbangi dengan peran transportasi yang memadai untuk memperlancar arus barang yang akan diekspor. Selanjutnya identifikasi masalah dalam penulisan ini adalah:
a. Apa itu Logistik?
b. Apa itu Transportasi?
c. Peran logistic
d.
Peran Transportasi
e.
Sifat Logistik
f.
Sifat pengelolaan Transportasi
g.Hubungan
logistic dengan transportasi
f.
Hubungan transportasi dengan pembangunan ekonomi
g.
Dimensi-dimensi system transportasi
h.
Integrared Transportation System Intermoda Transport.
i.
Misi logistic
j.
Peran serta hubungan transportasi multimoda dalam system logistic.
k.
Angkutan multimoda
l.Prasarana
Pemandu moda
m.Prasarana
Multi moda
n.
Majemen Logistik
o.
Peti kemas
p.
Aktifitas logistic
1.2.2.
Batasan Masalah
Karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya, maka permasalahan ini akan dibatasi pada ruang lingkupnya, sebagai berikut :
Karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya, maka permasalahan ini akan dibatasi pada ruang lingkupnya, sebagai berikut :
a.
Apa itu Logistik?
b. Apa itu Transportasi?
b. Apa itu Transportasi?
d.
Peran Transportasi
e.
Sifat Logistik
f.
Aktifitas logistik
g.Hubungan
logistic dengan transportasi
h.Misi
logistic
i.
Peran serta hubungan transportasi multimoda dalam system logistic.
j.
angkutan multimoda
k.Prasarana
Pemandu moda
l.Prasarana
Multi moda
m.
Majemen Logistik
n.
Peti kemas
1.3 METODE PENULISAN
Penyusunan Makalah ini menggunakan metode:
1. Mengumpulkan
data-data dari Internet.
2. Mengumpulkan
data-data dari paper Pengantar Transpor Logistik.
1.4
TUJUAN PENULISAN
Makalah ini ditulis agar
pembaca dapat mengetahui tentang Logistik dan Transportasi beserta ruang
lingkupnya dan hubungannya. Disisi lain juga penulis merasakan manfaat dari
penulis makalah ini antara lain, dapat mengetahui hubungan logistic dengan
transportasi, peranan tranportasi itu sendiri, dan peranan logistic. Makalah
ini merupakan salah satu syarat dalam mendapatkan nilai penambahan dan nilai
ketuntasan dalam Mata Kuliah Pengantar Transpor dan Logistik di Sekolah Tinggi
Manajemen Transpor Trisakti (STMT-TRISAKTI).
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 KERANGKA TEORI
Berikut ini adalah beberapa pengertian
logistic dan transportasi menurut para ahli :
1. Bowersox
(2002:13), menyatakan bahwa
Logistik adalah proses pengolahan yang
strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, saku cadangan, barang
jadi dari supplier diantara fasilitas- fasilitas perusahaan dan para pelanggan.
2. Edward
H Frazelle (2001), menyatakan bahwa
Logistik ialah proses
perencanaan dan pemantauan arus dan penyimpanan barang, jasa informasi terkait
dari tempat asal konsumen untuk tujuan memenuhi keinginan pelanggan. Alur
material, informasi dan uang antara konsumen dan supplier.
3. Edward
K Morlok (1977), menyatakan bahwa
Transportasi adalah
tindakan, proses atau hal mentransportasikan atau sedang di transportasikan.
Kata kerja “to transport” berarti memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain.
4. Guralnik (1980) menyatakan bahwa
Cabang dari ilmu Militer yang mempunyai hubungan
pekerjaan dengan pembelian, pemeliharaan material, personel dan fasilitas.
5. Pengertian
transportasi yang dikemuka kan oleh Nasution (1996) diartikan sebagai
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
6. Pengertian
lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999) yang mengemukakan bahwa transportasi merupakan pergerakan
tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun
membawa barang.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 DEFENISI LOGISTIK
Logistik merupakan rangkaian kegiatan
pengambilan dan penempatan barang dari tempat dan waktu yang telah
direncanakan.Pengertian logistik lain adalah sekumpulan aktivitas fungsional
(transportasi,pengendalian inventori,dan lain sebagainya) yang dilakukan sebuah
perusahaan dalam proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
Ballouk,( 1992) Logistik
adalah Proses perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, aliran biaya yang
effektif, penempatan raw material, proses inventory,
barang jadi serta informai yang berhubungan dari titik asal kepada titik pemakai untuk tujuan yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan
3.2 SIFAT LOGISTIK
1. Sumber
Daya Manusia (SDM) harus optimal dengan sarana modern.
2. Penanganan
barang secara aman, tepat, selamat.
3. Penanganan
dan pendalaman kemampuan harus continue dan tetap.
3.3 AKTIFITAS LOGISTIK
Secara umum kegiatan logistik terdiri dari dua kegiatan
yaitu kegiatan pergerakan (move) yang bersifat dinamis dan keinginan
penyimpanan (store) yang bersifat statis.
Dua kegiatan utama tersebut diurai menjadi beberapa
kegiatan yaitu :
1. Pemrosesan
pesanan, transportasi, persediaan, penanganan
barang,struktur fasilitas,serta sistem informasi dan komunikasi.
2. Kegiatan-kegiatan
itu disebut juga sebagai bauran kegiatan logistik dimana semua
kegiatan tersebut tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam sebuah rantai
pasok.
Manajemen
Logistik :
Proses
pengelolaan strategi dalam hal pembelian, pergerakan & penempatan material,
inventori barang jadi melalui organisasi serta saluran marketing untuk
mendapatkan keuntungan dimasa sekarang & yang akan datang melalui
pemaksimalkan biaya yang efektif pada pemenuhan order (Christoper, 1998).
3.4 MISI LOGISTIK
Artinya adalah perusahaan harus mengirimkan barang/jasa
sesuai dengan keinginan (Spesifikasi) konsumen tanpa berubah seddikitpun,harus
mengirimkan produk ke tempat tujuan yang tepat,serta harus mengirimkan produk
tepat waktu,situasi dan kondisi yang tepat pula.Kemudian mengingat logistik
akan selalu melibatkan unsur pemasok,manufaktur,distribusi dan para
pelanggan,maka misi logistik harus dapat melaksanakan pengiriman barang dan
jasa yang diperlukan pelanggan secara efisien.
3.5 DEFENISI
TRANSPORTASI
Kata
Transportasi berasal dari kata latin “Transportare”. Trans berarti seberang
atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi
Transportasi adalah mengangkut atau membawa sesuatu kesebelah lain atau dari
satu tempat ke tempat lain.
Transportasi
ialah usaha pemindahan orang atau baran dari lokasi asal (origin) ke lokasi
tujuan (destination) untuk keperluan tertentu dan dengan menggunakan alat
tertentu pula.
3.6 PERANAN
TRANSPORTASI
“Ship
follow the trade and the trade follow the ship”
Perkembangan suatu daerah ataupun
masyarakat / wilayah tergantung dari perkembangan transportasi atau sebaliknya
perkembangan aktifitas atau kegiatan perkembangan, bisnis, suatu Negara atau
masyarakat/wilayah tersebut.
1. Penting dan startegis.
2. Peningkatan pembangunan.
3. Pemerataan kebutuhan masyarakat
4. Memperlancar roda perekonomian
5. Menunjang, mendorong dan penggerak
pertumbuhan daerah.
Pentingnya
Transportasi bagi kelangsungan logistic, dengan tersedianya transportasi akan
memungkinkan tersedianya baarang-barang bagi masyarakat yang didatangkan dari
daerah lain dengan biaya yang lebih murah. Stabilisasi dan penyamarataan harga,
dengan tersedianga transportasi dengan biaya yang murah maka akan di dapat
barang-barang dari tempat produksinya. Meredusir harga, yakni transpor yang
murah dan mudah akan menurunkan harga barang-barang sehingga ongkos produksi
atau biaya pengadaan barang bersangkutan juga akan berakibat murah.
Pertumbuhan angkutan barang dalam
beberapa dekade belakangan ini luar biasa sehingga perlu dilakukan
langkah-langkah untuk mengoptimasikan angkutan barang tersebut. Belum lama
pemerintah memandang perlu untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun
2011 tentang Angkutan Multimoda yang mengawinkan undang-undang subsektor Jalan,
Perkeretaapian dan Laut. Peraturan pemerintah ini dikeluarkan untuk mendukung
sistem logistik nasional.
Kinerja Logistik Indonesia masih di
bawah negara tetangga di Asia. Hal ini terlihat dari Logistic Performance Index
yang dipublikasikan Bank Dunia (2010) yang menempatkan kinerja sektor logistik
Indonesia pada urutan 75 dari 155 negara dan terjadi peningkatan pada tahun
2012 kaik ke posisi ke 59. Posisi yang jauh di bawah dibandingkan dengan negara
tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, maupun Filipina yang
memiliki kondisi geografis relatif sama dengan wialayah nusantara. Sistem
logistik transportasi laut Indonesia amburadul.
3.9 LOGISTIK
Logistik dalam cetak biru Penataan
Dan Pengembangan Sektor Logistik Indonesia (2008) secara sederhana, dapat
didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang dibutuhkan yang pengadaannya
dapat dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan atau dilakukan oleh pihak
lain. Dalam perkembangannya, persepsi tentang logistik berubah, logistik
dipersepsikan bukan lagi suatu barang yang dibutuhkan tetapi proses mengadakan
barang kebutuhan tersebut dipersepsikan sebagai logistik.
Dalam proses pengadaan barang,
berbagai kegiatan harus dilalui. Mulai dari lokasi dimana bahan baku itu
dihasilkan diangkut ketempat pengolahan untuk menjadikannya bahan jadi yang
selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan yang tersebar diberbagai tempat
harus dilakukan melalui secara efisien, tepat manfaat dalam waktu yang singkat
agar harga produk dapat terjangkau oleh konsumen. Secara schematis pada gambar
berikut ditunjukkan manajemen logistik.
Gambar
1. Manajemen logistik
Proses logistik pada dasarnya
diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi
terhadap biaya, waktu dan kualitas. Penyerahan tepat waktu dan aman dari
barang dan orang sangat penting bagi perekonomian dan tekanan untuk memberikan
lebih cepat, lebih jauh dan selalu ada ketika dibutuhkan.
Oleh karena itu penentuan lokasi
sangat mempengaruhi keekonomian sistem logistik. Lokasi depo dipengaruhi oleh:
- Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar, dan daerah produksi.
- Biaya pergudangan, transhipment dan lokasi penempatan gudang
- Biaya untuk melakukan konsulidasi dan dekonsolidasi.
- Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi
- Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu yang diperlukan.
Logistik pada gilirannya ditentukan
oleh lokasi yang tepat untuk menghantarkan kebutuhan barang kepada konsumen
pada harga yang murah, waktu yang tepat dan kualitas yang baik.
3.10 ANGKUTAN MULTIMODA
Untuk melancarkan pelaksanaan
logistik agar dapat sampai tepat waktu dengan biaya yang murah dibutuhkan suatu
sistem angkutan multi moda. Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No
8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:
Angkutan Multimoda adalah angkutan
barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda
atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat
diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang
ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
Angkutan multimoda menjadi perhatian
dunia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat diseluruh pelosok
dunia sehingga dipandang perlu untuk diatur oleh Persatuan Bangsa-bangsa dalam
United Nations Convention on International Multimodal Transport of Goods, dan
driruskan lebih lanjut secara regional dalam ASEAN Framework Agreement on
Multimodal Transport (AFAMT). Peran angkutan multimoda semakin penting dengan
adanya agenda integrasi sistem logistik ASEAN menuju kepada perwujudan pasar
tunggal ASEAN. Integrasi sistem logistik ASEAN dan ASEAN Framework Agreement on
Multimodal Transport menyiratkan adanya liberalisasi di bidang jasa angkutan
multimoda di kawasan ASEAN yang pada akhirnya menuju kepada liberalisasi jasa
pada tataran global General Agreements on Tariffs and Trade (GATT's). Dengan
demikian perlu diciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya badan usaha
angkutan multimoda Nasional sebagai bagian dari sistim logistik nasional yang
tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing.
Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan 17 ribuan pulau merupakan negara yang dapat mengoptimalkan penggunaan
moda laut, darat dan perkeretaapian secara maksimal. Namun demikian pergerakan
barang masih banyak yang bertumpu pada angkutan jalan yang tidak efisien. Pada
gambar berikut ditunjukkan peran angkutan multi moda dalam satu kesatuan mulai
dari terminal lokal sampai terminal nasional.
sumber:
Rodrigue and Comtois
Gambar
2. Konsep jaringan angkutan multimoda.
3.11 PRASARANA PEMADU MODA
Salah satu kelemahan dari moda angkutan perairan adalah tidak bisa dilaksanakan untuk angkutan dari pintu ke pintu sehingga harus diintegrasikan dengan moda lainnya untuk menjadi lebih fleksibel.
3.11.1 Peti kemas
Perkembangan yang kemudian
berkembang adalah untuk perjalanan jarak jauh yang lebih efisien dalam
penggunaan ruang kapal adalah Peti kemas / Container.
Pengembangan angkutan peti kemas
harus didukung dengan fasilitas bongkar muat yang membutuhkan investasi yang cukup
besar
Sumber:
The Geography of Transport System
Gambar
2. Perbandingan angkutan jalan raya dengan angkutan laut, kereta api dan udara
Untuk mengangani pertumbuhan
angkutan peti kemas domestik BUMN dalam hal ini operator pelabuhan, Pelindo
I-IV membuat unit usaha baru yang akan menangangi arus peti kemasi di
pelabuhan. Anak usaha bersama tersebut diberi nama PT Petikemas
Indonesia. Pemerintah akan menggunakan enam pelabuhan besar di Indonesia
mulai dari barat ke timur yaitu Belawan (Medan), Batam, Tanjungpriok (Jakarta),
Tanjungperak (Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar) dan Pelabuhan Sorong (Papua)
dalam konsep yang disebut sebagai Pendulum Nusantara, yang
diharapkan dapat meningkatkan kecepatan pelayanan petikemas dalam negeri serta
menurunkan biaya angkutan sehingga diharapkan akan terjadi peralihan angkutan
barang dari angkutan darat ke angkutan laut.
Transhipment
Proses yang sangat penting dalam
pelaksanaan logistik adalah perpindahan yang perlu dilakukan di titik-titik
simpul, baik antar moda transportasi, maupun dengan moda sejenis yang dari
kapal kecil ke kapal besar ataupun sebaliknya dari kapal besar ke kapal kecil.
Untuk itu dibutuhkan peralatan untuk memindahkan muatan tersebut.
3.12 PRASARANA MULTIMODA
Untuk mendorong angkutan multimoda
perlu didukung dengan perangkat prasarana yang tepat. Prasarana yang paling
penting untuk mendorong pergerakan angkutan multimoda adalah fasilitas bongkar
muat yang disesuaikan dengan besarnya muatan yang yang diangkut. Fasilitas
bongkar muat harus sudah disiapkan pada awal perjalanan sampai dengan tujuan
perjalanan. Diantaranya masih diperlukan peralatan untuk memindahklan dari
angkutan yang kurang ekonomis dalam hal ini truk ke kereta api ataupun ke
angkutan laut. Pertimbangan utama dalam pemilihan moda angkutan adalah biaya
angkut dan kecepatan pelayanan angkutan
BAB
IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Logistik merupakan rangkaian kegiatan
pengambilan dan penempatan barang dari tempat dan waktu yang telah
direncanakan.Pengertian logistik lain adalah sekumpulan aktivitas fungsional
(transportasi, pengendalian
inventori, dan lain
sebagainya) yang dilakukan sebuah perusahaan dalam proses mengubah bahan baku
menjadi produk jadi.
Tamin (1997:5) mengungkapkan
bahwa , prasarana transportasi
mempunyai dua peran utama,
yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk
mengarahkan
pembangunan di daerah
perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan
manusia dan/atau barang yang
timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan
tersebut. Dengan melihat dua
peran yang di sampaikan di atas, peran
pertama
sering digunakan oleh
perencana pengembang wilayah untuk dapat
mengembangkan wilayahnya
sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan
dikembangkan suatu wilayah
baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan
pernah ada peminatnya bila
wilayah ters ebut tidak disediakan sistem prasarana
transportasi. Sehingga
pada kondisi tersebut, parsarana
transportasi akan menjadi
penting untuk aksesibilitas
menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada
tingginya minat masyarakat
untuk menj alankan kegiatan ekonomi.
Proses yang sangat penting dalam
pelaksanaan logistik adalah perpindahan yang perlu dilakukan di titik-titik
simpul, baik antar moda transportasi, maupun dengan moda sejenis yang dari
kapal kecil ke kapal besar ataupun sebaliknya dari kapal besar ke kapal kecil.
Untuk itu dibutuhkan peralatan untuk memindahkan muatan tersebut.
4.2 SARAN
Kinerja Logistik Indonesia masih di bawah negara tetangga di
Asia. Hal ini terlihat dari Logistic Performance Index yang dipublikasikan Bank
Dunia (2010) yang menempatkan kinerja sektor logistik Indonesia pada urutan 75
dari 155 negara dan terjadi peningkatan pada tahun 2012 kaik ke posisi ke 59.
Posisi yang jauh di bawah dibandingkan dengan negara tetangga, seperti
Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, maupun Filipina yang memiliki kondisi
geografis relatif sama dengan wialayah nusantara. Sistem logistik transportasi
laut Indonesia amburadul.Maka perlu diadakan tinjauan kembali oleh pemerintah
tentang UU yang mengatur tentang logistic dan pembenahan dari berbagai sector.
DAFTAR
PUSTAKA
Soft Copy – Paper Bahan Pengantar Transpor
dan Logistik STMT Trisakti
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApabila rekan-rekan mencari referensi, berita, info buku, regulasi, artikel, dll, mengenai logistik dan supply chain, silakan kunjungi website Supply Chain Indonesia di www.SupplyChainIndonesia.com. Dijamin update terus setiap harinya
BalasHapus